Palu  

Jabir Berbagi Kronologi Peristiwa Alami Pengancaman saat Meliput di Rumah Jabatan Bupati Donggala

Palu,– Seorang wartawan bernama Jabir dari media Fokus Rakyat, yang mengalami pengancaman baru – baru ini mengkhawatirkan saat sedang menjalankan tugas jurnalistiknya di rumah jabatan Bupati Donggala.

Insiden ini menjadi sorotan utama di Forum Wartawan Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah (Forwat), dimana Jabir berbagi kronologi peristiwa yang dialaminya.

Pada Jumat, 2 Juni 2023, di Markas Forwat yang terletak di belakang gedung Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah, Jalan Samratulangi Palu, menunjukkan betapa berbahayanya situasi yang dihadapi oleh wartawan dalam menjalankan tugasnya.

Jabir menceritakan bahwa ketika ia tiba di rumah jabatan bupati Donggala, ia disambut oleh Hamdi, ipar bupati yang merupakan adik dari istri bupati tersebut.

Namun, suasana berubah tegang ketika Bupati Donggala melihat adanya spanduk yang mencantumkan nama “Kasman Lassa Tangkap”.

Reaksi kesal Bupati Donggala menambah ketegangan di tempat tersebut.

Kerabat bupati yang bernama Erwin bahkan berteriak kepada wartawan agar tidak mengajukan pertanyaan kepada bupati, dan mengancam untuk memukul jika masih ada pertanyaan yang diajukan.

Kondisi semakin memanas ketika ipar bupati, Hamdi, menarik Jabir ke dalam, tetapi Bupati Donggala sendiri mengeluarkan perintah agar Jabir diusir dari kompleks rumah jabatan.

Selain itu, seorang pendukung bupati yang bernama Rita juga ikut berseru meminta agar wartawan tersebut dipukul karena diduga memiliki hubungan dengan Heri yang berdemo.

Ramadan, ajudan bupati juga, dengan tegas meminta agar Jabir segera meninggalkan tempat tersebut. Dalam upaya menjaga keselamatannya, Jabir akhirnya memutuskan untuk keluar dari kompleks rumah jabatan.

Melihat seriusnya ancaman yang dihadapi, Jabir tidak tinggal diam. Ia telah melaporkan insiden tersebut ke pihak kepolisian.

Pihak yang dilaporkan meliputi Hamdi, ipar bupati, Erwin, keluarga dari towale juga pegawai PU Donggala, serta Rita penjual sarung Donggala yang merupakan pendukung bupati.

Peristiwa ini menyoroti pentingnya kebebasan pers dan perlindungan terhadap wartawan dalam menjalankan tugas mereka. Kejadian ini juga menjadi pengingat bagi pemerintah dan institusi terkait untuk menjaga keamanan dan kebebasan wartawan dalam melaksanakan tugas jurnalistiknya.

Jabir menceritakan kronologi, saat ia dari media Fokus Rakyat bersama rekan wartawan lain, Andre dari Media Nusa, Ancil dari Metro, Samsir dari media Trans Sulteng, mendatangi rumah jabatan Bupati Donggala untuk meliput kegiatan disana.

Saat tiba, Jabir mengaku disambut ipar bupati Donggala bernama Hamdi merupakan adik dari Indotang istri Bupati Donggala.

“Saat hendak berjumpa Bupati Donggala untuk mewawancarai, namun Bupati saat itu tampak kesal karena adanya spanduk mengenai namanya bertuliskan Kasman Lassa Tangkap,” ungkap Jabir lelaki hobi sepak bola itu kepada sejumlah wartawan di Forwat Kejati Sulteng.

Berawal dari sini, salah seorang kerabat bupati bernama Erwin berteriak dengan nada tinggi kepada wartawan untuk tidak usah lagi bertanya kepada Bupati Donggala. Bahkan, Erwin, sempat berteriak hendak memukul jika masih bertanya kepada bupati.

Spontan ipar bupati atas nama Hamdi menarik dirinya ke dalam, akan tetapi Bupati Donggala menyaut menyuruh agar saya diusir keluar dari kompleks rumah jabatan.

Selain itu, Rita, salah seorang pendukung bupati juga berteriak keras meminta pukul itu wartawan, karena berteman dengan Heri pendemo, sehingga semua orang disana meminta agar saya dipukul saja. Makanya, bupati juga menyuruh agar saya diusir dari rujab.

Bahkan, Ramadan ajudan bupati juga bilang cepat keluar, sehingga saya berjalan sampai di luar.

Menurutnya, saat ini laporan polisi yang dibuat untuk melaporkan Hamdi (ipar bupati), Erwin kelurga dari towale dan juga pegawai PU Donggala, dan Rita penjual sarung Donggala juga pendukung bupati Donggala.***